Kamis, 12 Maret 2009

Buruk di Barat, Baik di Timur

Di Meksiko kaos bergambar Osama dengan tulisan ''Bin Laden Is My Hero'' di jajakan di jalan-jalan bersama topeng Bush

Rakyat negeri Paman Sam saat ini benar-benar diharu-biru kebencian yang merasuk kepada Osama bin Laden. Pria bermata bening, berjenggot, dan kerap mengenakan sorban menjuntai itu, dituding sebagai orang paling bertanggungjawab terhadap tragedi gedung World Trade Centre (WTC) New York dan gedung Pentagon, 11 September 2001.

Kebencian terhadapnya menyeruak lewat berbagai macam ekspresi, antara lain gambar dan graffiti. Poster anak miliuner Arab yang lebih dari 10 tahun membantu perjuangan rakyat Afghan menghalau Soviet itu ditempel di banyak sudut kota di Amerika. Di salah tembok negeri itu, terpampang potret Osama yang dibawahnya ditulis graffiti: Wanted. More Dead than Alive. Di sekitarnya ada potret para tertuding lain. Semua gambar itu ditulisi They woke up a giant.

Seakan tak puas dengan memaki melalui grafitti, masyarakat Amerika juga menumpahkan kekesalan kepada Osama dalam gambar dan tulisan di kaos. Kaos-kaos bergambar wajah Osama ditulisi been loadin for Osama Bin Laden. Kaos dengan gambar dan tulisan seperti itu kini laris bak kacang goreng di Amerika dan negara barat lainnya.

Di sejumlah tempat kursus menembak juga menjadi ajang warga Amerika memuntahkan kejengkelannya kepada Osama. Foto wajah Osama, ditempat latihan menembak itu, menjadi target bidikan. Wajah Osama penuh lubang bekas peluru. Kejengkelan seperti ini masih banyak dijumpai pada berbagai media yang dijadikan tempat mengeluarkan ekspresi warga Amerika.

Pendek kata, Osama benar-benar populer. Tapi popularitas Osama di Amerika dan negara-negara barat sekutunya lebih merupakan sebuah notorius, atau kepopuleran karena perbuatan buruk. Kenyataan itu bertolak belakang dengan yang terjadi di negara-negara timur, terutama muslim. Osama tampil sebagai simbol perlawanan. Osama menjadi sosok famous, bahkan hero.

Di Bangkok, sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha, kharisma Osama dinilai telah menyingkirkan tokoh komunis, Che Guevara. Poster Osama dalam ukuran besar terpampang pada sebuah jalan nomor tiga kawasan Nana, Bangkok. Sejumlah pedagang menjajakan kaos bergambar Osama dengan tulisan bernada mendukung orang yang dituding Amerika sebagai otak teror tanggal 11 September 2001 itu.

Di Meksiko demam Osama juga berlangsung. Kaos bergambar Osama dengan tulisan ''Bin Laden is My Hero'' banyak dijumpai di sejumlah toko di Kota Meksiko. Namun, bukan hanya Osama, gambar Presiden Amerika George W Bush juga digambar dalam kaos untuk dijajakan. Bahkan ada juga pedagang yang menjajakan topeng Bush.

''Kami tak ingin menyakiti siapapun,'' ujar Ricardo Esponda, pedagang topeng Bush di Kota Meksiko. Begitupun, Ricardo juga menjajakan kaos bergambar Osama. ''Para pedagang berkreasi dengan fantasi, kegembiraan maupun banyolan,'' tulis editorial koran Performa yang terbit di Kota Meksiko mengomentari ulah masyarakatnya.

Masyarakat Pakistan yang sempat diberitakan terbelah juga memiliki cara sendiri melampiaskan kekesalan kepada Presiden Bush maupun mengelu-elukan Osama. ''Osama we love you, We will protect you'', bunyi tulisan pada kaos yang banyak digunakan oleh warga Pakistan yang mendukung Taliban.

Di negara-negara Arab, jangan ditanya lagi. Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Kendati negeri paman Sam telah memberi wortel kepada pemerintah, namun sikap sebagian besar rakyat justru memperlihatkan tanda-tanda keberpihakan pada Osama.

Salah satu indikator popularitas Osama itu, antara lain dapat dilihat dari banjir order pembuatan kaos Osama, buku Osama hingga berbagai pernik-pernik yang bergambar Osama. Tukang sablon, pembuat poster hingga pembuat pernik-pernik benar-benar kebanjiran order yang seakan datang dengan tiba-tiba.

Sejak tragedi September, sablon Al Quds Promotion milik, Syahrul Arief, di kawasan Gudang Peluru, benar-benar kewalahan. Tak tanggung-tanggung, pesanan itu bisa mencapai 10.000 potong kaos per minggunya. Padahal, sebelum peristiwa itu, paling banter dia menerima pesanan 150 potong kaos gambar Osama per minggu.

Syahrul mengibaratkan dirinya seperti tukang sate, yang setiap usai membakar sate langsung dicomot orang, tanpa sempat ia menaruh sate itu ke piring. Dengan sablon manual yang dibantu 15 tenaga kerja, Syahrul mengaku hanya sanggup mengerjakan 2.000 potong per minggu.

Jumlah itu jelas membuat kaos itu langsung ludes setiap pagi. Dia mengaku yakin, pesanan itu akan terus meningkat karena popularitas Osama sebagai hero dunia Islam. Belum lagi pesanan dengan berbagai pose gambar dan tulisan tentang Osama yang khusus diminta oleh pembeli.

Kegandrungan terhadap Osama memang bukan hanya terjadi di pabrik sablon saja. Di berbagai tempat memang tidak sedikit warga yang benar-benar mengidolakan Osama. Iwan, seorang siswa SLTP yang tinggal di bilangan Manggarai, mengaku sangat suka dengan kaos Osama. ''Osama hebat, dia berani melawan cowboy Amerika,'' katanya.

Padahal, Iwan yang ditemui Republika di terminal Kampung Melayu itu sebenarnya tak begitu mengenal tentang Osama. Pengetahuan Iwan tentang Osama tak lebih dari cerita teman-temannya serta membaca berita di satu dua koran serta mendengarkan berita di televisi.

Lain lagi dengan salah satu rombongan jamaah pengajian yang dijumpai Republika dalam sebuah angkot di kawasan Kwitang. Kendati dalam angkutan umum, mereka tampak asyik memperbincangkan perihal Osama. Beberapa di antara mereka mengethui bahwa Osama adalah insinyur sipil lulusan Universitas King Abdul Azis, Jeddah.

''Osama itu pejuang Islam,'' ujar salah seorang di antara anggota jamaah itu. Kepada temannya dia mengungkapkan bagaimana Osama memilih hidup di Afghanistan meninggalkan kemewahan hidup dirinya untuk ikut berjuang bersama sesama muslim mengusir Soviet.

Tak hanya di Jakarta, demam Osama Bin Laden juga melanda Sulawesi Selatan. Di kota Makassar, Osama tiba-tiba menjadi idola kaum muda. Saat demonstrasi menentang Amerika Serikat di wisma Mandala beberapa waktu lalu misalnya, sejumlah anak muda terlihat menjajakan t-shirt bergambar wajah Osama bin Laden.

T-shirt yang hanya berjumlah selusin itu dalam waktu singkat habis terjual. T-shirt berwarna hitam itu dijual dengan harga Rp 35.000 per lembarnya, Harga sebesar itu sebenarnya tergolong cukup mahal untuk ukuran baju kaos. Namun hanya dalam hitungan beberapa menit saja, kaos bergambar Osama itu habis dibeli peserta demo.

Selain penjualan kaos, poster-poster Osama pun mulai banyak ditemui di kios-kios penjualan koran dan majalah. Di kawasan pintu keluar kampus Unhas Tamalanrea misalnya, puluhan poster bergambar Osama terlihat banyak menggantung. Sejumlah mahasiswa pun terlihat banyak yang memilih-milih gambar Osama.

Namun beberapa hari lalu, demam Osama bin Laden juga menimbulkan hal yang tidak simpatik. Pasalnya sejumlah oknum mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi penjualan stiker gambar Osama. Hanya saja, seorang pengendara mobil sedan harus menjadi korban.

Zainal Tahir, seorang karyawan bagian iklan Harian Fajar yang hari itu melintas di depan kampus UNM agaknya sedang bernasib apes. Sewaktu melintas, seorang oknum mahasiswa tiba-tiba memukuli mobil sedan yang dikemudikannya hingga kapnya peot. Tidak hanya itu, Zainal pun ditarik keluar dari kendaraannya kemudian dipukuli oleh sekelompok mahasiswa UNM tersebut. Akibatnya, aksi penjualan stiker Osama tiba-tiba membuat masyarakat gerah.

Demam Osama juga terjadi di internet. Bahkan hiruk-pikuk soal Osama di internet jauh lebih seru. Baik dalam hal materi maupun para pengakses. Berbagai situs mengalami lonjakan pengakses. Terutama untuk situs yang berbasis di Amerika. Bahkan, salah satu jalur komunikasi internet yang disediakan PT Indosat untuk ke Amerika sempat 'ambrol'.

Perang opini juga tak kalah seru terjadi di internet. Situs-situs yang disiapkan oleh pihak barat, habis-habisan menyudutkan Osama. Baik secara kasar maupun halus. Berbagai info tentang Osama disertai grafik dan animasi mudah dijumpai di situs internet yang membuat orang segera percaya jika tidak mengkritisinya.

Sedang situs yang dibuat oleh kelompok Islam membanjiri berita yang sebaliknya. Umumnya situs-situs ini membanjiri informasi yang membalik logika pihak Amerika dan Barat yang menuduh tanpa bukti terhadap Osama. Selain itu berita tentang keadaan dan reaksi dari pihak Islam maupun warga Afghanistan dengan mudah diakses.

Pengamat Komunikasi Drs Deddy Djamaluddin Malik MSi, menilai fenomena tersebut merupakan sebuah gambaran tentang masyarakat tertindas yang merasa mendapat model perlawanan. Seorang Dewa Penyelamat. ''Amerika yang selama ini digdaya, yang melakukan disinformasi atas Islam,'' ujar Dedy.

Dedy mengingatkan bahwa selama ini Amerika memang sering mendiskreditkan tokoh-tokoh Islam. Hanya saja kali ini tuduhan tanpa bukti terhadap Osama sebagai dalang teror tanggal 11 September 2001 justru mendapat perlawanan. ''Apalagi perlawanan Osama menyangkut sesuatu yang sakral,'' papar Dedy.

Dia menilai, Osama sudah merebut hati sebagian besar masyarakat muslim yang semula mengidolakan tiga pemimpin dunia Arab yang juga melawan arogansi Amerika, yakni Saddam Husein, Ayatullah Khomeini, dan Moamar Khadafi. Dedy melihat Osama merupakan tokoh yang berada di luar grand design kebangkitan Islam. n:harun husein/ina hamidy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar